Wednesday, March 28, 2007

Patah Krek Krek (Mungkin)


Seperti inikah rasanya patah hati?


Deskripsi keadaanku secara fisik: dada terasa sesak, badan lemas, mata berkunang-kunang, sedikit pusing dan langkah menjadi berat.

Secara kelakuan: terus-menerus mendesah, tidak ingin bicara, tidak ingin mendengarkan orang.

Secara emosi: campuran sedih, sesal, kesal, sedikit mengasihani diri, sedikit ingin mencari kambing hitam, ingin teriak, tidak ingin memikirkan konsekuensi dari semua ini, tidak ingin berpikir tentang ini sama sekali, tapi bagaimanapun tetap terpikir, terus dan terus dan terus, tidak bisa lepas dari ingatan- seperti lintah besar dan buas yang tidak puas-puas.

Tolong, seseorang yang pernah patah hati. Tolong konfirmasi gejala-gejalaku ini. Seperti inikah patah hati?

Benar-benar berat. Tuhan, sungguh berat. Kesadaran bahwa yang biasanya selalu ada di sana, selalu bisa diandalkan, selalu membantu tanpa ba-bi-bu, kini tidak ada lagi. Kesadaran bahwa hari demi hari yang berlalu membuatku lupa bahwa kebersamaan senantiasa fana- entah kenapa aku pikir dia akan menyertaiku selamanya.

Sekarang sudah tidak ada lagi. Dan bersamanya, hilang sebagian diriku. Hilang sesuatu yang penting bagiku. Menguaplah detik demi detik yang aku luangkan untuknya.

Benar-benar berat. Flash disk-ku berhenti bekerja dan separah inilah efeknya.

Aku tidak sedang bercanda. Aku patah hati (mungkin- makanya tolong dikonfirmasi) gara-gara flash disk-ku mati. Karena bersamanya -seperti sudah kubilang- lenyaplah file-file pentingku. Karena artinya aku akan menghabiskan entah berapa jam atau hari atau minggu untuk mengganti dataku yang menguap itu.

Aku tahu, aku tahu. Aku memang perempuan berhati dingin. Ditinggal flash disk buatku lebih menyakitkan daripada ketika ditinggal sahabatku yang melanglang ke lain kota. Atau ketika mengakhiri kisah dengan si ini dan si anu. Tapi bukankah secara esensial perasaan sakitnya tetap sama, apapun obyeknya?

Patah. Krek krek.