Tidak Datang ke Wisuda
#####Sekitar setahun yang lalu, mbak A*** tidak datang ke wisuda mbak Emmy. Mereka satu angkatan dan teman baik, tapi mbak Emmy lulus duluan.
The-tactless-me dengan bodoh menanyakan kenapa mbak A*** tidak datang ke sana (tactless, karena itu kan hal sensitifff..). Toh dia mau menjawab, setelah menatapku lama-lama, seolah menimbang apakah aku sedang mengejek.
“Rasanya sakit liat Emmy lulus duluan, Lok.”
“Oh!”, balasku, lalu diam. Speechless.
#####
Sekitar sebulan yang lalu, aku tidak datang ke wisuda Echoy. Kami satu angkatan dan teman baik, tapi Echoy lulus duluan.
Echoy dengan ribut memprotes ketidakhadiranku di wisudanya (tidak bisa dibilang
“Sori, Choy. Gw kerja, ada kelas sampe jam 12. GSP dah sepi kan jam segitu?”
“Oh!”, balas Echoy, dan segera disambung dengan, “Nyebelin banget. Gw cari-cari loe, tauk. Loe malah engga dateng.”
“Sori, say.. hehehe..”
Aku bertanya-tanya kini, apakah kala itu sebenarnya aku tidak datang karena aku sakit hati? Tapi memang tidak, kok. Bahwa Echoy lulus duluan, aku tidak terlalu peduli.
Tiba-tiba teringat puisi Robert Frost. “Two roads diverged in a yellow wood --- And I took the one less traveled by”.
Benar. Tidak ada sakit hati. Ini sesederhana dua jalan yang terhampar di hutan.
More about Echoy (aka. Resipa Elfira) on her blog: http://relfira.blogspot.com