Thursday, June 09, 2005

Fajar

In the name of Allah, the Compassionate, the Merciful.

By the break of Day By the Nights twice five;
By the even and odd
And by the Night when it passeth away;-
Is there (not) in these an adjuration for those who understand?*

Aku menyaksikan fajar.
Awalnya langit sangat hitam, sangat pekat, seolah alam tidak sudi dikenali.
Lantas Fajar menggulung malam. Pendar-pendar jingga merembes menyalami cakrawala; seperti dari dasar bumi datangnya. Pelan-pelan mereka naik ke langit sebagai sebuah daya raksasa,- begitu megah dan indah. Aku mengerti mengapa banyak suku pada masa lalu memuja matahari sebagai dewa. Percintaannya dengan langit dan bumi adalah lukisan paling mempesona yang aku saksikan di kanvas semesta. Manusia tidak sanggup menciptanya, bahkan untuk sekadar merangkumnya dalam pesona yang sama. Fajar adalah hewan buruan yang tidak akan pernah bisa kau perangkap dengan kain dan cat warna; maka Maha Suci Tuhanku dan Maha Tinggi di Arsy-Nya.

Aku menyaksikan fajar, dan masa lalu datang menyerbu dalam setiap detak jantungku.
Seperti deja-vu. Sebuah fajar bertahun silam, ketika umurku masih belasan. Kami adalah anak-anak kota pantai.. mencintai debur ombak dan terbiasa memandang cakrawala.
Kami datang kepada laut untuk mengail ikannya; hanya segerombolan remaja yang ingin bermain-main belaka, pada suatu ketika. Lantas fajar datang kepada kami.

Itu fajar yang sangat indah. Sakral. Lelehan cahaya menggenang di permukaan laut dan melumuri kaki langit. Titik-titiknya bertebaran dalam kilauan yang ritmis, bagai berjuta peri kecil bersayap jingga menari di penjuru samudera dan udara, menyeru keagungan asma Sang Pencipta.
Aku adalah saksi, yang begitu dicintai-Nya sehingga diizinkan menatapi keajaiban ini.
Aku adalah hamba, tidak lebih dari titik kecil pigmen jingga yang menyusun warna sang surya.
Aku adalah pecinta, dan aku jatuh cinta kepada Semesta.


Image hosted by Photobucket.com


Hari ini rasa cinta itu diperbarui; semakin dalam dan semakin tinggi; kepada Tuhanku yang bertahta atas langit dan bumi. Allah Rabbul Izzati.
Maka tanganku menggerakkan pena, dan mataku menatap, dan jiwaku mencatat. Merasakan.
Kedamaian.

But ah! thou soul at peace!
Come back thou to thy Lord,- well pleased (thyself), and well-pleasing unto Him.
Enter thou, then, among My devotees!
Yea, enter thou My Heaven!**


* QS Al Fajr, 89:1-5, terjemahan oleh Yusuf Ali dan Pickthal.
** QS Al Fajr, 89:27-30, terjemahan oleh Yusuf Ali dan Pickthal.



Acknowledgements:
Thanx to S.B., yang rela menjemputku pagi-pagi buta demi fajar, dan duduk di sisiku dalam dingin beku.
Thanx to R.E., yang pernah ingin menatap fajar bersamaku.
Thanx to M.A., alasan semua ini mengada.
Dan segala puji bagi Allah, karena hatiku adalah milik-Nya.

Namaku Elok Fajarini. AKIRA.