Saturday, July 09, 2005

Perfect (Pt.1)


1***

Ada tiga “Perfect” dan tiga kenangan.

Perfect-nya Lightning Seeds.. dan hari-hari manis jauh di masa lalu, ketika langkahku masih amat ringan dan tanpa ragu.

Perfect-nya Smashing Pumpkins. Aku melihat ‘aku’ yg belia.. dengan semangat untuk merasai segalanya.

Kemudian, Perfect-nya Alanis Morrissette_

I will love you just the way you are, if you’re perfect.”.

Persis seperti itulah yang dikatakan Djoko.

Aku balas menatapnya.

“But nobody’s perfect.”.

“That’s exactly my point.”.


2***

“Ternyata memang manusia itu nggak sempurna ya!”.

Aku, yang sedang menikmati makan siang sambil nonton MetroTV, tengadah dan tersenyum menatap Mawar (bukan nama sebenarnya ;p). Dia teman serumahku, dan wajahnya seperti sedang merenungi sesuatu.

“Memang”, jawabku.

“Aku udah tau, sih.. Tapi waktu mengalami sendiri; orang yg tadinya kliatan sempurna; ternyata punya kelemahan.. Kecewa juga.”, ujarnya murung.

“Siapa?”, aku bertanya dengan senyum jail. (Sial, dia langsung waspada!).

“Kamu nggak kenal kok..”.

“Yah, tapi aku tau perasaan kamu! Seperti mendapati bahwa patung emas yg kita puja ternyata kakinya terbuat dari tanah liat..”, tuturku dengan gaya dramatis. Metafor itu aku comot dari sebuah buku, entah apa judulnya, aku baca bertahun-tahun lalu.

Mawar tergelak. Matanya berbinar dan dia mengangguk, “Bener, bener!”.

Aku ikut tertawa bersama dia.


3***

Mind you, ini sama sekali bukan urusan yang lucu.

Terakhir kali aku ‘mendapati patung emas yg aku puja ternyata bla-bla-bla’, dada ini sesak, ingin menangis. Nila bisa cerita sedalam apa aku kecewa.

Mawar sempat bertanya, wajarkah kita menginginkan kesempurnaan, ataukah hanya karena dia yang perfeksionis? Menurutku sih tendensi itu sama wajarnya dengan kupu-kupu mengisap sari bunga. Manusia pastilah mengejar kesempurnaan; justru karena itu ia menjadi manusia.

Biasanya stigma kesempurnaan kita tempelkan pada figur yang kita kagumi, dan ketika terungkap bahwa orang itu hanyalah manusia fana, dunia kita rasanya runtuh. Ini kebodohan manusiawi yang selalu berulang. Sindrom Sisifus. Again and again and again.


4***

There is too much pain in the search for perfection.

Come to movies 5 minutes late. Leave some books half finished. Add a smudge to a drawing. Find the beauty in what is, not what could be. Don’t allow ‘perfect’ to become a synonym for ‘beautiful’.


5***

Maka aku tekankan pada diriku sendiri: If you MUST search for perfection, search for it within yourself, not in others. Stop making groundless expectations! Don’t pre-judge, don’t assume!

Aku bertekad untuk menjadi patung emas, bukan mencari patung emas.


6***

Kholil Jibron bilang, “Di dunia ini ada dua wanita sempurna. Yang satu hanya hidup dalam bayanganmu, dan yang lain belum lahir.”.

Ah, tapi aku akan lahir, Mr. Gibran! ^___^

***