Saturday, July 08, 2006

Orang-Orang Indonesia: Shirt Attack!

(Patria Es Humanidad, Pt.9)

Hari itu, bukan cuma aku yang kepanasan dan tidak bahagia. Pristi juga. Mbak Lilis juga. Chief Snyder juga. Semua dokter, paramedis, dan interpreter di klinik juga.

Klinik yang biasanya menangani 140-an pasien sehari, hari itu jumlah pasiennya melonjak menjadi 400-an. Pristi yang seringnya memang tidak sempat makan siang tapi setidaknya masih punya kesempatan bern
afas, hari itu, beranjak dari kursinya pun tidak bisa. Catatan medis untuk disalin datang bertubi-tubi. Dokter-dokter yang berpeluh dan kelelahan menghampirinya silih berganti.

Saking kurangnya interpreter, seorang marinir Amerika ketiban pulung harus berjaga pintu klinik, memanggili pasien yang dapat giliran selanjutnya. Wajah Pristi makin ditekuk setiap kali terdengar para pasien tertawa-tawa mendengar "bunyi aneh" ketika si marinir melafalkan nama Indonesia. Ini bangsa yang katanya sopan dan ramah itu. Udara panas, wajah si marinir panas, hati Pristi panas. Klinik serasa neraka.

Bagaimana Jeff di X-Ray Room? Ternyata dia baik-baik saja. Jumlah pasien yang perlu rontgen tidak lebih banyak dari hari biasanya. OR juga berjalan normal. Yang berjejalan di pintu klinik sampai dr.Kim berwajah kecut adalah pasien-pasien kategori 3 dengan keluhan sebangsa pusing, batuk ringan, gatal-gatal, pegel, dkk. Pasien-pasien “manja”, istilah Chief Snyder. Belakangan dia mengaku bahwa dia menikmati pekerjaan medisnya ini, menikmati mengobati luka dan mengganti perban. Tetapi yang paling tidak dia sukai adalah jika ada yang bertindak di luar prosedur dan mengacaukan segalanya, seperti membagi-bagikan kaos pada pasien.

Itulah rahasia di balik kerumunan pasien “manja”. Mulai kemarin setiap pasien yang datang kebagian kaos putih bertuliskan “USAID, FROM THE AMERICAN PEOPLE”. Berita pun menyebar dari mulut ke mulut. Datang berobat gratis ke stadion, dapat kaos! Berduyun-duyunlah mereka. Ini tipikal orang Indonesia.

Jam empat, dokter-dokter angkat tangan dan Pristi menyelesaikan Medical Record-nya dengan nyaris sempoyongan. Esoknya Fusilero mengumumkan perubahan strategi: akan didirikan tenda medis di
gerbang muka, sehingga mereka yang keluhannya hanya sakit kepala tidak perlu membuat dokter-dokter sakit kepala. Chief Snyder terbukti efektif berjaga di garda depan, dalam sehari dia menangani 120-an pasien "manja" sendirian.

Pembagian kaos? Dihentikan. Memang sudah habis sih ;p

Pic: mas Wawan, Pristi, Eloque, mas Kris; few among the victims of "shirt attack". With those celebrated shirts on! :-)