Sunday, February 19, 2006

Lifetyme Lurner

Aku bodoh sekali; tidak tahu apa-apa.

Umurku 24 tahun, belum lulus S-1, belum pernah pergi lebih jauh dari Sangatta di Kalimantan. Iya kan? Jelas tidak mungkin aku tahu macam-macam.

Socrates dulu mengatakan hal yang sama: “Hanya satu hal yang aku tahu, yaitu bahwa aku tidak tahu apa-apa.”. Dia mati minum racun cemara. Aku yang seperti ini tentunya jauh-jauh-jauh lebih tidak tahu apa-apa daripada dia. Porositas otakku mungkin mendekati satu. Tetapi –dipaksa atau sukarela- aku tidak akan minum racun cemara.

Sebab aku gembira bahwa aku hidup. Meski bodoh, aku masih bernafas dan masih (relatif) muda. Definisi kemudaan, menurut Miranda Risang Ayu, adalah keingintahuan yang menggebu terhadap segala sesuatu. Meski bodoh, aku masih bisa terus belajar dan belajar.

Ini benar. Aku suka belajar. Sementara alam semesta terbentang begitu luas, masa kita puas hanya dengan langit yang itu-itu saja? Ketika pagi menyajikan berjuta kemungkinan dan kesempatan, masa kita rela terjebak dalam rutinitas yang sama? Apakah tidak terpikir bahwa sesuatu yang baru mungkin (pasti!) menyenangkan? Apakah tidak ingin tahu dan mencoba?

Dan itulah selalu masalahnya: “ingin” dan “akan” tidak sama dengan “sedang”. Banyak orang mengaku pembelajar, ingin tahu segala macam, merencanakan selusin petualangan, tetapi tidak beranjak seinci pun dari kursi nyamannya. Mereka menunggu Hal-Hal datang kepada mereka. Atau mereka menganggap “belajar” adalah sesuatu yang “besar”: mahal dan makan waktu. Maka lain kali saja kalau sudah senggang dan ada uang.

Orang-orang ini bersekolah, bekerja, menikah, berbiak, dan mati dalam sebuah kaleidoskop satu gambar. Hambar. Mungkin mereka punya alasan; punya keterbatasan. Yang tidak aku mengerti adalah: karena sudah susah-susah hidup dan mengais makna, kenapa tidak sekaligus MENCOBA menjadikannya penuh warna?

Aku pun sebenarnya belajar hal-hal yang bodoh saja. Misalnya, tiga tahun yang lalu aku mulai belajar bahasa Korea. Setahun yang lalu aku belajar menulis blog. Empat bulan yang lalu belajar main bowling. Dua bulan kemudian ikut kelas kecantikan. Minggu lalu aku menelaah paten terbaru pengilangan minyak bumi. Minggu ini aku mulai latihan beladiri. Besok pun dunia masih indah bagi para penjelajah. Dan suatu ketika aku akan belajar main biola.

Belajar tidaklah susah. Variasi itu sunnah alam semesta. Bukankah dalam awan kuantum pun tiap-tiap elektron bergerak mengikuti orbit yang selalu berubah? Belajar hal yang baru itu indah, sehingga buatku bodoh adalah suatu berkah.

Inilah aku, si bodoh itu.
Full name : Elok Fajarini Nur
Occupation : Lifetyme Lurner



* aku meminjam pembahasaan “lifetyme lurner” dari Yuhki, yang –mungkin- meminjamnya dari orang lain juga
* itu gambar sampul buku kedua manga “Nodame Cantabile” karya Ninomiya Tomoko –a superb work!